Monday, June 13, 2011

Teman Sejati

Siberia: Paulus

Sudah sangat larut, dan petugas Soviet itu telah memukul dan menyiksa Paulus selama beberapa jam.  “Kami tidak akan menyiksamu lagi,” katanya, tersenyum dengan kejam ketika orang Kristen tersebut memandangnya. “Kami akan mengirim kamu ke Siberia yang selalu tertutup oleh salju. Itu merupakan tempat penderitaan yang bagus. Kau dan keluargamu akan betah.”



Paulus, bukannya sedih, malah tersenyum. “Seluruh dunia merupakan milik Bapaku, Kapten. Kemanapun anda mengirim saya maka saya akan berada di tanah Bapaku.”
Kapten itu melihatnya dengan tajam. “Kami akan mengambil semua milikmu.”

Monday, May 9, 2011

Hidup Memikul Salib

Pakistan: Saleema dan Raheela

“Jika kamu berjanji untuk memikul salibmu, itu akan menjadi sebuah hidup yang penuh duri, gunung dan kesulitan,” kata pemudi Pakistan itu dengan suara yang tegas. Saleema, seorang yang tinggal di Pakistan yang mayoritas penduduknya beragama Islam, bersaksi tentang imannya kepada seorang teman sekelasnya, Raheela, yang kemudian menerima Kristus.

Kemarahan keluarga Raheela mendakwa Saleema dengan tuduhan ‘memurtadkan orang Islam’. Sebuah tuduhan yang dapat dijatuhi  hukum mati di Pakistan. Saleema dan Gembalanya ditangkap, dan orang tuanya diinterogasi dan dipukul oleh polisi. Saleema diperlakukan dengan kasar ketika di dalam penjagaan polisi, tetapi dia tidak menyangkali imannya. Malahan, dia bernyanyi dengan lembut lagu-lagu Kristen di dalam penjara, dengan harapan dapat membawa yang lain kepada Kristus.

Friday, May 6, 2011

Hadiah Sederhana yang Luar Biasa

Rusia: Kapten Marco

“Apa itu?” bentak Kapten Soviet, Marco, kepada anak muda itu. “Apa yang kamu inginkan?”
 

     Anak muda yang hanya berumur 12 tahun mengenyampingkan rasa takutnya pada saat berdiri di depan polisi Komunis itu. “Kapten, kamu adalah orang yang memasukkan orang tua saya ke dalam penjara. Sekarang adalah hari ulang tahun ibuku, dan saya selalu membelikannya bunga pada hari ulang tahunnya.”

Tuesday, May 3, 2011

Bersalah Karena Kristus


Managaskar : Ranavalona

Ranavalona I, ratu Madagaskar, membenci orang-orang Kristen di kerajaannya. Pengaduannya melawan mereka banyak: mereka menganggap hina berhalanya, mereka selalu berdoa, mereka selalu pergi ke gereja, dan wanita-wanitanya suci. Dia mengirim petugas-petugas agar mengumpulkan semua orang yang telah dicurigai sebagai orang Kristen untuk membawa mereka ke pengadilan.


sumber: wikipedia
Seribu enam ratus orang percaya, ketika tuduhan dibacakan, mengaku dengan percaya diri, “Bersalah.” Mereka tidak menyangkal tuduhan, karena berbuat demikian berarti menyangkal Kristus. Ratu memberikan mereka kesempatan kedua untuk menyangkal Kristus dan menyembah berhalanya, tetapi semuanya menolak. Mereka dilempar ke dalam ruang bawah tanah yang gelap dan lembab, dan banyak orang yang telah dihukum mati. Ratu lebih marah lagi, karena setiap dia membunuh orang Kristen, bangkit lagi 20 orang Kristen baru.

Sunday, May 1, 2011

Persiapan dan Komitmen

Cina : Gembala Li Dexian

Pada saat Gembala Li Dexian memulai khotbahnya, pintu gereja ‘rumah’ terbuka tiba-tiba. Biro Keamanan Masyarakat Republik Cina langsung masuk ke ruangan, mengancam setiap orang yang di sana dan menangkap paksa Li.

“Tunggu, izinkan saya untuk membawa tas saya.” kata gembala Li dengan sopan dan tegas kepada petugas keamanan.
Petugas terkejut dengan respon yang diberikan. “Apa yang ada di dalamnya?” mereka bertanya, sambil mengambil tas hitam zipper Li dan membukanya, lalu Li memberitahu mereka bahwa tas itu berisi sebuah selimut dan baju ganti cadangan karena dia telah mengira untuk ditangkap hari ini.

Friday, April 29, 2011

Kasih Yang Tak Terpatahkan

Mauritania : Timothy

“Tolong beritahu dia, Timotius!” Maura berteriak, memohon kepada suaminya. “Beritahu gubernur itu, dimana Alkitab disembunyikan dan kamu akan bebas! Saya tidak dapat tahan untuk menyaksikannya lagi". Timotius dan Maura, penduduk provinsi Kerajaan Romawi Mauritania, baru saja menikah beberapa minggu sebelum penangkapan mereka.

[Image]
Maura menyaksikan dalam ketakutan ketika prajurit merusak mata suaminya dengan besi panas, mencoba untuk mematahkan tekadnya. Sekarang, dia tergantung terbalik dengan sebuah pemberat di sekeliling lehernya atas perintah dari gubernur Roma, Arrianus, Timothy menunggu penyumbat mulutnya dilepaskan. Awalnya dia merasakan ketakutan pada saat penangkapannya tetapi akhirnya berubah menjadi sebuah perasaan dari ketenangan ilahi.

Thursday, April 28, 2011

Bersaksi Demi Kristus

Turki: Ercan Sengul

Ketika Ercan Sengul menyerahkan hidupnya kepada Tuhan di negara Islam, Turki, beberapa menganggapnya sepertinya mengkhianati warisan dan negaranya. Ketika dia berkata bahwa dia akan melakukan apa pun demi Allah, dia benar-benar serius. Tetapi bagaimana sekarang?

Ercan duduk dalam sel penjara yang lembab dan gelap, dikelilingi oleh orang-orang yang satu sel dengannya. Dia ditangkap oleh polisi setempat yang berkata bahwa dia telah ‘menghina Islam’ dengan membagikan buku-buku dari sebuah percetakan Kristen.