Monday, June 13, 2011

Teman Sejati

Siberia: Paulus

Sudah sangat larut, dan petugas Soviet itu telah memukul dan menyiksa Paulus selama beberapa jam.  “Kami tidak akan menyiksamu lagi,” katanya, tersenyum dengan kejam ketika orang Kristen tersebut memandangnya. “Kami akan mengirim kamu ke Siberia yang selalu tertutup oleh salju. Itu merupakan tempat penderitaan yang bagus. Kau dan keluargamu akan betah.”



Paulus, bukannya sedih, malah tersenyum. “Seluruh dunia merupakan milik Bapaku, Kapten. Kemanapun anda mengirim saya maka saya akan berada di tanah Bapaku.”
Kapten itu melihatnya dengan tajam. “Kami akan mengambil semua milikmu.”

“Anda akan membutuhkan tangga yang sangat tinggi karena hartaku tertimbun di surga.” kata Paulus sambil tetap tersenyum.
“Kami akan menembakmu,” teriak kapten tersebut yang sekarang marah.
“Jika anda mencabut nyawaku di dunia ini, kehidupan saya yang sesungguhnya yang penuh sukacita dan indah akan dimulai,” jawab Paulus. “Saya tidak takut mati.”
Kapten menarik baju penjara Paulus dan berteriak ke wajahnya, “Kami tidak akan membunuhmu! Kami akan membiarkanmu terkunci sendirian di sebuah sel penjara dan tidak akan mengizinkan seorang pun untuk datang melihatmu!”
“Kamu tidak dapat melakukannya, Kapten,” kata Paulus, tetap tersenyum. “Saya mempunyai seorang Teman yang dapat melewati pintu yang terkunci dan jeruji besi. Tidak ada seorang pun yang dapat memisahkan saya dari kasih Kristus.”

Meskipun masa depan kita tidak menentu, kita dapat yakin akan satu hal: Kristus akan menghadapinya bersama dengan kita. Walaupun kita melalui sebuah pencobaan secara pribadi, atau dukacita di muka umum, kita tidak akan sendirian. Sebaliknya, setiap sahabat akan mengecewakan kita suatu saat. Akan ada tempat dalam perjalanan hidup dimana mereka tidak dapat berjalan bersama kita – air dapat menjadi terlalu dalam dan pengertian mereka tidak lebih dari keruh saja. Hanya Yesus yang mampu melewati ‘jeruji besi’ itu dalam hati kita yang menderita dan berbagi waktu-waktu yang sulit itu. Walaupun, dalam kebijaksanaan-Nya, Dia mungkin tidak memilih untuk melepaskan kita dari keadaan kita, kehadiran-Nya yang sesungguhnya akan kita rasakan ketika melalui hal itu. Tersenyumlah, karena kamu mengetahui kamu bersama seorang Teman yang tidak akan dipisahkan darimu. 
Sumber : Voice of Martyrs 
588

No comments:

Post a Comment