Managaskar : Ranavalona
Ranavalona I, ratu Madagaskar, membenci orang-orang Kristen di kerajaannya. Pengaduannya melawan mereka banyak: mereka menganggap hina berhalanya, mereka selalu berdoa, mereka selalu pergi ke gereja, dan wanita-wanitanya suci. Dia mengirim petugas-petugas agar mengumpulkan semua orang yang telah dicurigai sebagai orang Kristen untuk membawa mereka ke pengadilan.
| sumber: wikipedia |
Seribu enam ratus orang percaya, ketika tuduhan dibacakan, mengaku dengan percaya diri, “Bersalah.” Mereka tidak menyangkal tuduhan, karena berbuat demikian berarti menyangkal Kristus. Ratu memberikan mereka kesempatan kedua untuk menyangkal Kristus dan menyembah berhalanya, tetapi semuanya menolak. Mereka dilempar ke dalam ruang bawah tanah yang gelap dan lembab, dan banyak orang yang telah dihukum mati. Ratu lebih marah lagi, karena setiap dia membunuh orang Kristen, bangkit lagi 20 orang Kristen baru.
Akhirnya, Ratu memerintahkan agar 15 orang Kristen dihukum mati. Mereka akan dilemparkan ke sebuah jurang sedalam150 kaki. Berhala sang Ratu diletakkan di puncak jurang tersebut, dan setiap orang Kristen diturunkan sedikit ke jurang, diikat dengan tali.
“Yang mana yang akan kau sembah, Kristus atau berhala Ratu?” tentara-tentara itu bertanya kepada setiap orang Kristen yang tergantung di tebing yang curam.
Setiap orang Kristen menjawab dengan singkat, “Kristus.” Tali yang mengikat setiap orang Kristen itu dipotong dan mereka terjun ke tebing itu. Beberapa orang bernyanyi saat mereka jatuh. Seorang wanita muda terselamatkan dan dinyatakan gila. Dia kemudian mendirikan sebuah gereja yang besar.
"Di kebanyakan negara, terdakwa dianggap tak bersalah sampai mereka terbukti bersalah. Prinsip yang mendasarinya adalah bahwa harus ada bukti yang cukup untuk menghukum seorang yang melakukan kejahatan. Mengekspresikan iman dalam Kristus kadang-kadang merupakan pelanggaran bagi pemerintah di banyak negara. Orang-orang percaya bersalah sampai terbukti sebaliknya. Seseorang harus menolak Kristus agar menjadi tak bersalah–dalam pengadilan dunia dan manusia. Namun dalam pengadilan surga, keputusan “bersalah” itu benar-benar sebuah kemenangan. “Extreme guilt” (kesalahan yang ekstrim) berarti memberikan demikian banyaknya bukti tentang iman yang di dalam Kristus hingga tidak ada jalan untuk membebaskannya dari tuduhan! Paradoks yang harus sering diulang: Jika kamu berada dalam pencobaan karena menjadi seorang pengikut Kristus hari ini, akankah terdapat bukti yang cukup untuk menghukum kamu?"
Sumber : Voice of Martyrs
(583)
No comments:
Post a Comment