Rusia: Kapten Marco
“Apa itu?” bentak Kapten Soviet, Marco, kepada anak muda itu. “Apa yang kamu inginkan?”
Anak muda yang hanya berumur 12 tahun mengenyampingkan rasa takutnya pada saat berdiri di depan polisi Komunis itu. “Kapten, kamu adalah orang yang memasukkan orang tua saya ke dalam penjara. Sekarang adalah hari ulang tahun ibuku, dan saya selalu membelikannya bunga pada hari ulang tahunnya.”
“Apa itu?” bentak Kapten Soviet, Marco, kepada anak muda itu. “Apa yang kamu inginkan?”
Anak muda yang hanya berumur 12 tahun mengenyampingkan rasa takutnya pada saat berdiri di depan polisi Komunis itu. “Kapten, kamu adalah orang yang memasukkan orang tua saya ke dalam penjara. Sekarang adalah hari ulang tahun ibuku, dan saya selalu membelikannya bunga pada hari ulang tahunnya.”
“Dan karena ibuku mengajar saya untuk mencintai musuh saya dan membalas kejahatan dengan kebaikan, saya membawa bunga ini untuk ibu dari anak-anak anda. Saya mohon agar bunga ini dibawa pulang untuk diberikan kepada istri anda malam ini, dan beritahukan dia tentang kasih saya dan kasih Kristus.”
Kapten Marco, yang melihat keteguhan seorang Kristen yang telah disiksa dan dipukul tanpa belas kasihan, tersentuh dengan aksi kasih anak ini. Dia mengeluarkan air mata selagi dia berjalan dengan perlahan ke mejanya dan memeluk anak itu seperti seorang bapa. Hati Marco telah diubah oleh hadiah dari kasih Kristus. Dia kemudian tidak lagi menangkap dan menyiksa orang-orang Kristen, dan bahkan dia sendiri yang ditangkap.
Hanya selama beberapa bulan setelah kunjungan anak itu ke kantornya, Marco mengunjungi sebuah sel penjara kotor yang dipenuhi dengan orang-orang Kristen yang pernah dia tangkap dan siksa sebelumnya. Dia dengan suara sedih memberitahukan teman se-selnya tentang anak muda itu dan hadiah sederhana yang berupa bunga. Dia menganggap itu sebagai sebuah anugerah untuk berbagi sel dengan orang yang pernah dia pukul dan siksa sebelumnya.
Kapten Marco, yang melihat keteguhan seorang Kristen yang telah disiksa dan dipukul tanpa belas kasihan, tersentuh dengan aksi kasih anak ini. Dia mengeluarkan air mata selagi dia berjalan dengan perlahan ke mejanya dan memeluk anak itu seperti seorang bapa. Hati Marco telah diubah oleh hadiah dari kasih Kristus. Dia kemudian tidak lagi menangkap dan menyiksa orang-orang Kristen, dan bahkan dia sendiri yang ditangkap.
Hanya selama beberapa bulan setelah kunjungan anak itu ke kantornya, Marco mengunjungi sebuah sel penjara kotor yang dipenuhi dengan orang-orang Kristen yang pernah dia tangkap dan siksa sebelumnya. Dia dengan suara sedih memberitahukan teman se-selnya tentang anak muda itu dan hadiah sederhana yang berupa bunga. Dia menganggap itu sebagai sebuah anugerah untuk berbagi sel dengan orang yang pernah dia pukul dan siksa sebelumnya.
Murah hati adalah sifat alami orang-orang percaya. Yesus mengajarkan bahwa orang lain akan mengenal orang percaya yang sejati melalui bukti kasih mereka. Dan bukan hanya kepada mereka yang juga mengasihi kita saja. Kerapkali, murah hati terhadap orang yang tak dikenal dan bahkan musuh adalah penerapan terbaik dari pengajaran Yesus. Saksi-saksi perbuatan kita, jika bukan si penerima itu sendiri, kebingungan melihatnya. Bayangkan seorang pekerja Kristen yang terluka yang berdoa kepada pemimpin yang memecatnya dengan tidak adil. Bayangkan pengaruh dari orang tua yang berkabung yang memberikan hadiah pengampunan kepada seorang pengemudi mabuk. Dunia tidak mengerti kemurahan hati. Namun bagaimanapun juga, dunia tetap dipengaruhi olehnya. Kita menemukan bahwa kita tidak akan pernah lebih menyerupai Allah daripada ketika kita bermurah hati kepada orang lain. Allah memberikan Putra Tunggal-Nya untuk menunjukkan kasih-Nya kepada dunia dan memberikan keselamatan kepada kita. Apa yang dapat kita berikan hari ini yang mungkin dapat menggugah hati seseorang bagi kerajaan Allah?
Sumber : Voice of Martyrs
(585)
aq terus belajar bagaimana seharusnya menjadi seorang Kristen sejati, yang tidak hanya mengaku di mulut sebagai pemeluk agama kristensaja, namun juga harus dapat mempertanggungjawabkan iman Kristennya itu baik di hadapan Tuhan, maupun manusia, apalagi yang tidak seiman dengan kita
ReplyDeleteAllah dipihak kita, siapakah yang dapat mengalahkan kita? tidak ada
tak seorang pun dapat memisahkan kita dari kasih karunia Allah, sekalipun tubuh jasmaniah kita dapat saja terpisah dari roh kita, namun roh kita akan tetap bersama-sama dengan Roh-Nya yang di sorga... Kulo tresno Yesus selaminyo...